Peserta berfoto bersama selepas Diskusi Publik menyambut Hari Santri Nasional
D
|
alam rangka menyongsong penetapan Hari Santri Nasional (HSN) tanggal 22
Oktober 2015, PAC GP Ansor empat kecamatan yakni, Wonopringgo, Buaran,
Kedungwuni dan Kajen menggelar diskusi publik dengan mengangkat tema
"Menafsir Ulang Fatwa Resolusi Jihad 1945, Santri Cerdas Era Sosial
Media".
Diskusi yang selenggarakan di Aula Kantor MWC NU
Wonopringgo pada Rabu, 21 Oktober 2015 kemarin menghadirkan M. Ziaul Haq dari
Lakpesdam NU Kabupaten Pekalongan sebagai Keynote Speaker dengan panelis antara
lain M. Isbiq Syattho', M.S.I (Ketua PAC Buaran), M. Azmi Fahmi, S.Ag. (PAC
Kedungwuni) dan M. Syaikhul Alim, S.Ag.,M.S.I (Ketua PAC Kajen) dengan
moderator M. Kafabihi, S.H.I (Ketua PAC Wonopringgo).
Diskusi yang dihadiri puluhan kader Gerakan Pemuda Ansor
itu berlangsung cukup hangat meski dengan suasana yang tidak formal. Diskusi
ini menjadi ajang Refleksi kader ansor yang memunculkan beberapa gagasan dan
pemikiran antara lain:
1.
Kader
Ansor menyambut dengan baik penetapan Hari Santri Nasional oleh Presiden Jokowi
melalui Keppres Nomor 22 Tahun 2015 sebagai bentuk apresiasi Pemerintah terhadap
jasa, peran, dan kontribusi santri terhadap bangsa dan negara.
2.
Resolusi Jihad
NU sebagai fakta sejarah yang selama ini diabaikan adalah momen yang amat
penting dalam episode perjalanan sejarah Indonesia karena dari peristiwa inilah
pecah pertempuran 10 Nopember yang monumental.
3.
Penetapan Hari
Santri Nasional di satu sisi patut disyukuri, namun di sisi lain membawa tanggung
jawab yang tidak ringan yakni bagaimana setiap pribadi kita bisa menjiwai
karakter santri sehingga mampu menjadi laku keseharian. Santri tidaklah
bermakna hanya mereka yang pernah "mondok" di Pesantren. Momentum Hari
Santri semestinyajuga menjadi upaya
afirmasi kalangan santri dan dunia pesantren yang selama ini nyaris tak
tersentuh program pemerintah.
4.
Resolusi Jihad
NU perlu dimaknai dan ditarsirkan secara kontekstual. Sesuai dengan makna jihad
itu sendiri sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu. GP Ansor
semestinya lebih menunjukkan peran kontribusi dan keberpihakan terhadap
kepentingan umum dan masyarakat. Ansor semestinya hadir menjawab kebutuhan
sosial, bukan hanya sekedar kumpul-kumpul tak bermakna. Medan jihad bagi Ansor
terbuka lebar. Persoalan ketidakadilan sosial ekonomi sampai dengan isu lingkungan
perlu mendapatkan perhatian serius.